Cerpen Pertama=Cinta Pertama

Apa karya pertama yang pernah anda kirim ke media?

Gambar ke Pak Tino Sidin yang legendaris di TVRI? Menulis cerpen untuk Anita Cemerlang? Artikel koran? Mungkin naskah buku atau komik yang dikirim ke penerbit?

Buat saya, karya pertama itu seperti cinta pertama. Tidak terlupakan.

Menurut para ilmuwan, cinta pertama yang sudah tertanam tak bisa dihapuskan dari ingatan.(http://nasional.kompas.com/read/2008/06/06/15251450/kekuatan.cinta.pertama)

Anda ingat seluruh detil dan perniknya. Dengan sejentik usaha, semua sensasi masih terasa.

Tidak percaya diri. Deg-degan. Atau malah yakin seribu persen.

Dan seperti juga semua first love di sepanjang jaman, tidak selalu ada akhir bahagia.

Karya pertama saya adalah sebuah cerita pendek.

Saya buat untuk majalah Bobo. Waktu itu kelas dua SMP; merasa masih terlalu muda mengirim ke majalah HAI.

Tentang seorang anak lelaki yang lelah melihat dan mendengar kedua orang tuanya tidak pernah akur.

Tiap hari ia berdoa dan berharap supaya situasi itu berubah. Hingga suatu malam, meringkuk di ranjang, tak bisa tidur di tengah suara bising pertengkaran ayah-ibu, tiba-tiba terdengar pintu kamar dibuka. Ia menoleh. Dilihatnya Ayah dan Ibu berdiri di muka pintu, berwajah cerah, tersenyum penuh kasih.

Ia tertegun. Apa yang terjadi? Di luar masih jelas terdengar bentak dan maki bersahutan, kenapa keduanya bisa berada di sini? Jadi suara siapa itu yang sedang berkelahi?

“Kami ayah dan ibumu yang sebenarnya,” kata Ibu, mendekat dan duduk di tepi ranjang, membelai rambut si anak lelaki.

“Yang di luar itu bukan ayah dan ibumu.”

Seperti itulah kisah yang dulu saya rancang. Saya ketik spasi ganda di kertas kuarto, dengan mesin tik tua merek Royal. Kemudian saya masukkan ke amplop coklat, dilem, dan diberi perangko secukupnya. Lalu pergi ke mobil pos keliling dekat pasar.

Pengalaman tak terlupakan. Mesin ketik Royalnya juga masih tersimpan rapi di ruang kerja saya, hingga sekarang.

Dan seperti juga kisah kasih jilid satu saya di kehidupan nyata, nasib cerpen pratama saya ternyata tidak jauh beda. Layu sebelum berkembang, ha ha ha….

Bagaimana dengan Anda?

Apa karya pertama anda? Bagaimana ceritanya, dan seperti apa endingnya? Apakah serupa dengan kisah cinta pertama anda?

15 thoughts on “Cerpen Pertama=Cinta Pertama

  1. Karya pertamaku adalah gambar cat air yang dimuat di Majalah Joyoboyo tahun 86, saat aku masih SD hohoo.. inget banget saat itu aku dapat honor Rp. 3.500,- yang dikirim lewat wesel.. setelah itu karya-karyaku sering dimuat di majalah itu, lalu menyusul majalah Mentari, Kuncup.. dll 😀

  2. Karya pertama saya dimuat di MADING (:D)jaman SMP…(1997),trus beberapa artikel dimuat di Lampung Post,bertahun-tahun mandeg,karena NGULI,sekarang karena lumayan ada waktu saja jadi mulai menulis ”sekedar”menyalurkan curahan hati…:)

  3. bagus banged intro ini …. love it
    kisahku mengirim tulisan di majalah HAI dalam bentuk kritik sejenis debat suara pembaca …. waktu itu aku dapet hadiah jam hahahah soalnya tulisanku dianggap tajam tapi bener

    kalo cerpen beberapa kali dibeberapa majalah tapi sayang ga saya file, lupa majalah apa ….

    kalo naskah drama operet ada sekitar 4 naskah yang hits beredar dibeberapa kampus besar karena menurut mereka sangat lenong dan ajaib (gak lama muncul lenong rumpie)so aku gak inget mana sih cinta pertamaku itu hahahaha

  4. Karya tulis pertamaku adalah puisi yang bertema R.A. Kartini saat di SMP, mendapat juara pertama…duuh, senangnya! Kemudian puisi itu dikirim ke sebuah Radio dan dibacakan kemudian dianalisis oleh pengasuh acara Sastra. Aku mendengarkan di rumah dengan perasaan panas dingin dan bangga….:-))

  5. pengalaman pertamaku saat puisiku dimuat di TOM TOM. Aku masih kelas 5 SD waktu itu. Senengnya tak habis-habis. Bangga!!! Berlanjut di SMP di majalah ZAMAN kolom anak. Merasakan honor 1500 – 2000 saat itu jumlah yang ‘lumayan’. Namun sejak SMA berhenti total. Kemalasan yang luar biasa!!! Sekarang kalau nulis sekedar iseng, curhat….

  6. karya tulis pertamaku waktu aku kelas 3 SMP, bapakkku seorang Pegawai Negeri Sipil di kota bogor dan kebetulan dalam menyambut hari Raya Kertini saat itu setiap departemen harus mengirimkan sebuah karya tulis dari putra putri PNS tersebut untuk di lombakan dengan tema pilihan yang sudah ditentukan dari panitia, tema yang aku pilih adalah “Remaja dan Narkotika”…alhamdulilah aku mendapat juara ke 3 se-Kodya Bogor, meskipun masih jauh dari harapan tapi waktu itu aku senang sekali dan Pialaku pun tersimpan rapi di kantor bapakku…aku masih ingat aku mendapat uang saku 5000rb rupiah dan uang itu aku berikan ibuku untuk beli beras, hehehe…
    tidak terlalu membanggakan memang tapi saat itu saya belajar bahwa menulis yang baik itu juga harus sungguh-sungguh dan penuh perasaan…
    kalau sekarang…ada keinginan besar untuk menulis apapun yang ada dalam fikiranku tapi aku belum bisa membagi waktuku untuk semua itu..maybe next time..

  7. Cerpen pertamaku, dimuat di Anita Cemerlang. Karena tema dasar dari pengalaman cinta seorang teman, hasilnya jg habis untuk traktir teman2 🙂 Setelah itu ada lomba cerita Candy-candy, entah bagaimana bisa menang lalu hasilnya bisa beli meja rias kecil yang sudah kudambakan sejak dulu 🙂 First love and true love!

    Skrg sedang mencoba mengirimkan naskah novel (sedang tahap edit akhir). Semoga ada penerbit yang sedang error sehingga bersedia menerbitkannya 🙂

  8. karya pertama saya pas waktu SD suka nulis dongeng tp endingnya selalu sedih tapi waktu itu belum berpikir mengirim ke media
    sempat berhentin nulis dalam waktu lama
    waktu kuliah mulai menulis lagi karena ngasuh rubrik cerpen di buletin kampus
    karya saya pertama yang masuk media lokal temanya pendidikan tpi gaya penulisan personifikasi yg endingnya sedih dan menggantung ha ha ha
    tulisan saya rata2 memang begitu

Leave a reply to garini Cancel reply